SNOW WHITE
Suatu hari, di jaman dahulu, seorang Ratu yang cantik duduk
di dekat jendela sambil menyulam. Ia pun berpikir, seandainya ia punya anak
perempuan, ia amat bahagia. Karena melamun, jarinya tertusuk jarum. Tiga tetes
darah jatuh di kainnya yang seputih salju. Kemudian Ratu berpikir lagi, jika ia
punya anak perempuan, alangkah cantiknya jika bibirnya semerah darah dan
kulitnya seputih salju. Tak lama kemudian, Ratu melahirkan seorang bayi
perempuan, dan ia sangat cantik seperti yang diharapkan Ratu. Ratu memberinya
nama Putih Salju. Ratu sakit keras, dan ketika Putih Salju masih kecil, ibunya
meninggal. Ayah Putih Salju, sang Raja, sangat sedih.
Selama beberapa tahun ia berduka dan kesepian. Tetapi akhirnya
Raja menikah kembali, dan negeri pun bersuka cita. Ratu yang baru tampak sangat
cantik, tapi hatinya dingin dan kejam. Ratu juga sangat sombong. Ia
menghabiskan waktu berjam-jam untuk bersolek dengan pakaian bagus, dan menyisir
rambutnya yang hitam. Ia berdiri di depan cermin untuk mengagumi dirinya
sendiri. Ia begitu sombong sehingga ia ingin menjadi wanita paling cantik di
negeri itu. Ia memiliki sebuah cermin ajaib. Setiap hari ia bertanya pada
cermin ajaib itu, siapakah yang paling cantik. Ratu sangat bahagia dan puas
jika cermin itu menjawab dialah yang paling cantik di negeri itu. Tetapi jika
wanita lain yang disebut, Ratu sangat marah dan ia akan memerintahkan untuk
membunuh wanita itu.
Sementara itu, Putih Salju tumbuh dewasa dan semakin cantik.
Ia juga baik hati dan tidak sombong. Ratu sangat iri dengan Putih Salju.
Akhirnya ia tidak tahan melihat kecantikan Putih Salju itu. Ia mengusir Putih
Salju ke tempat para pelayan. Ia harus mengenakan pakaian buruk seperti
pelayan. Putih Salju juga harus bekerja keras. Sambil bekerja, ia bernyanyi dengan
merdunya sehingga burung-burung datang mendengar suaranya. Ratu yang kejam dan
sombong itu tetap khawatir jika suatu saat nanti Putih Salju akan semakin
cantik melebihi siapa pun.
Sambil bekerja, Putih Salju membayangkan seorang Pangeran
yang tampan. Ia yakin, pangeran itu akan datang dan membawanya ke istananya
yang jauh. Dengan iri Ratu, memperhatikan bahwa Putih Salju dari hari ke hari
menjadi semakin cantik. Walaupun Putih Salju mengenakan pakaian buruk,
kecantikannya tetap terlihat. Ratu semakin ketakutan. Ia bertanya pada cermin
ajaib itu. Dan cermin itu menjawab bahwa Putih Salju yang paling cantik. Ratu
marah dan memanggil seorang pemburu untuk membunuh Putih Salju dan mengambil
hatinya. Pemburu itu menunduk dengan sedih. Ia tak punya pilihan lain selain
menuruti perintah Ratu.
Esoknya, Putih Salju dan sang pemburu pergi ke hutan. Putri
yang tidak tahu apa yang akan terjadi, berjalan dengan riang. Sang pemburu
tidak sampai hati untuk membunuhnya. Ia berlutut di depan putri, berkata bahwa
ia tidak tega membunuhnya dan meminta putri lari dan bersembunyi di hutan dan
jangan kembali ke istana. Putih Salju lari dan menangis ketakutan di hutan.
Semua binatang kecil di hutan menjadi temannya. Mereka berusaha menghibur dan
mengantarnya ke sebuah rumah.
Rumah di hutan yang ditunjukkan itu kecil. Tapi tak ada
seorang pun di rumah, dan ketika ia
mengintip dari jendela, rumah itu kotor sekali. Putih Salju teman-teman barunya
masuk. Ia membersihkan rumah kecil itu. Lalu ia ke lantai atas dan tertidur di
atas ketujuh tempat tidur yang kecil. Ketika ia tidur, ketujuh orang kerdil
penghuninya pulang dari bekerja. Lalu mereka melihat rumahnya tampak bersih.
Mereka naik ke atas dan melihat Putih Salju terbangun. Putih Salju tahu siapa
nama-nama mereka, ia telah membacanya di tempat tidur mereka. Putih Salju
bercerita tentang Ratu yang jahat dan ia diminta tinggal bersama mereka. Mereka
sangat sayang pada Putih Salju yang selalu gembira.
Esoknya ketujuh orang kerdil itu tidak bekerja di tambang,
tapi membuat tempat tidur untuk Putih Salju. Ratu yang kejam itu tahu bahwa
Putih Salju masih hidup. Dengan menyamar sebagai nenek tua, ia berhasil mencari
jalan ke rumah mereka dan membawa apel beracun untuk Putih Salju. Saat tujuh
orang kerdil itu akan pergi kerja pagi hari, ia diminta untuk tetap tinggal di
rumah dan berhati-hati dengan orang yang tidak dikenal. Tak lama kemudian,
nenek tua itu mengetuk pintu. Putih Salju menggigit apel beracun itu dan jatuh
tidak bernyawa lagi. Karena terburu-buru Ratu jahat itu jatuh ke dalam jurang.
Dengan sedih, orang-orang kerdil itu membaringkannya di
tempat tidur yang telah mereka buat. Suatu hari seorang pangeran yang tamppan
lewat di hutan dan melihat Putih Salju. Karena terpesona akan kecantikannya, ia
mencium Putih Salju. Akhirnya Putih Salju terbangun. Mereka semua bergembira
dan pangeran membawanya ke istananya. J
Tidak ada komentar:
Posting Komentar