Rabu, 28 Maret 2012

Tugas 3


ABSTRAK
Latar belakang masalah
Kegiatan ekspor impor sangat penting untuk setiap Negara. Setiap Negara memiliki komoditasya masing-masing namun tidak semua komoditas dimiliki oleh masing-masing Negara. Untuk itu, setiap Negara melakukan ekspor impor untuk melengkapi komoditasnya masing-masing.
Pembahasan
Ekspor memiliki pengertian sebagai proses transportasi barang atau komoditas dari suatu negara ke negara lain yang dilakukan secara legal, yakni dengan melakukan pengeluaran barang yang berasal dari dalam negeri untuk dikirim ke negara lain. Sedangkan impor adalah
proses transportasi barang atau komoditas dari suatu negara ke negara lain yang dilakukan secara legal, yaitu dengan cara memasukkan barang dari negara lain ke dalam negeri.
Tujuan Ekspor dan Impor Indonesia memiliki tujuan tersendiri yaitu sebagai berikut :
· Memperluas Pasar bagi Produk Indonesia
· Menambah Devisa Negara
· Memperluas Lapangan Kerja
· Memanfaatkan peluang pasar Eksportis
· Terjadi Alih Teknologi
· Terciptanya Harga yang Stabil
· Mengenal Mata Uang Berbagai Negara

Kegiatan ekspor terbagi menjadi 2, yaitu:

Ø Ekspor langsung

Ekspor langsung adalah cara menjual barang atau jasa melalui perantara/ eksportir yang bertempat di negara lain atau negara tujuan ekspor. Penjualan dilakukan melalui distributor dan perwakilan penjualan perusahaan. Keuntungannya, produksi terpusat di negara asal dan kontrol terhadap distribusi lebih baik. Kelemahannya, biaya transportasi lebih tinggi untuk produk dalam skala besar dan adanya hambatan perdagangan serta proteksionisme.

Ø Ekspor tidak langsung

Ekspor tidak langsung adalah teknik dimana barang dijual melalui perantara/eksportir negara asal kemudian dijual oleh perantara tersebut. Melalui, perusahaan manajemen ekspor ( export management companies ) dan perusahaan pengekspor ( export trading companies ). Kelebihannya, sumber daya produksi terkonsentrasi dan tidak perlu menangani ekspor secara langsung. Kelemahannya, kontrol terhadap distribusi kurang dan pengetahuan terhadap operasi di negara lain kurang.
Penerapan Teori
Pengutamaan Ekspor bagi Indonesia sudah digalakkan sejak tahun 1983. Sejak saat itu,ekspor menjadi perhatian dalam memacu pertumbuhan ekonomi seiring dengan berubahnya strategi industrialisasi-dari penekanan pada industri substitusi impor ke industri promosi ekspor. Bank Indonesia memperkirakan kegiatan ekspor impor tahun 2012 akan menurun karena memburuknya ekonomi global. Peneliti Ekonomi Madya Senior Direktorat Riset dan kebijakan Moneter Bank Indonesia, Harmanta mengatakan penurunan ekspor dan impor akan terjadi karena menurunnya volume permintaan dan harga. Penurunan impor disebabkan karena menurunnya permintaan dalam negeri.
Nilai ekspor diharapkan lebih tinggi dibandingkan dari nilai impor, namun disayangkan pada saat ini impor Indonesia lebih besar dibandingkan ekspor. Diharapkan pemerintah Indonesia dapat lebih serius dalam menangani masalah ini. Untuk Indonesia sendiri yang merupakan Negara yang banyak terdapat sumber daya alam harusnya dapat lebih mudah untuk memperoleh segala sesuatu yang dibutuhkan, Namun dalam pengelolaan sumber daya itu sendiri pemerintah Indonesia tidak mampu menjalankan dengan baik. Faktanya saat ini Indonesia membutuhkan barang-barang yang harus di ekspor dari luar negeri dalam menjalankan kegiatan perekonomian.
Dari uraian yang dipaparkan diatas bahwa ekspor dan impor di Indonesia belum mencapai pada perkiraan dan belum bisa membantu meningkatkan pertumbuhan perekonomian di Indonesia seperti salah satu manfaat ekspor dan impor seharusnya. Hal ini dikarenakan perkiraan semakin menurunnya kegiatan ekspor dan impor di Indonesia disebabkan oleh memburuknya ekonomi global dan lebih tingginya nilai impor dibandingkan nilai ekspor.
sumber :

Kelas: 1EB27
Nama Kelompok :

Agustin Tri Astuti 28211463
Amanda Astari Kirana 28211467
Eka Selvy Indriany 28211500
Nindya Khairani 28211562
Putri Hendrawati 28211439

Rabu, 14 Maret 2012

Perekonomian indonesia saat ini

Sistem perekonomian 

Sistem perekonomian adalah sistem yang digunakan oleh suatu negara untuk mengalokasikan sumber daya yang dimilikinya baik kepada individu maupun organisasi di negara tersebut. Perbedaan mendasar antara sebuah sistem ekonomi dengan sistem ekonomi lainnya adalah bagaimana cara sistem itu mengatur faktor produksinya. Dalam beberapa sistem, seorang individu boleh memiliki semua faktor produksi. Sementara dalam sistem lainnya, semua faktor tersebut di pegang oleh pemerintah. Kebanyakan sistem ekonomi di dunia berada di antara dua sistem ekstrem tersebut.
Selain faktor produksi, sistem ekonomi juga dapat dibedakan dari cara sistem tersebut mengatur produksi dan alokasi. Sebuah perekonomian terencana (planned economies) memberikan hak kepada pemerintah untuk mengatur faktor-faktor produksi dan alokasi hasil produksi. Sementara pada perekonomian pasar (market economic), pasar lah yang mengatur faktor-faktor produksi dan alokasi barang dan jasa melalui penawaran dan permintaan.

Sistem Ekonomi Indonesia 

Secara normatif landasan idiil sistem ekonomi Indonesia adalah Pancasila dan UUD 1945. Dengan demikian maka sistem ekonomi Indonesia adalah sistem ekonomi yang berorientasi kepada Ketuhanan Yang Maha Esa (berlakunya etik dan moral agama, bukan materialisme); Kemanusiaan yang adil dan Beradab (tidak mengenal pemerasan atau eksploitasi); Persatuan Indonesia (berlakunya kebersamaan, Asas kekeluargaan, sosio-nasionalisme dan sosio-demokrasi dalam ekonomi); Kerakyatan (mengutamakan kehidupan ekonomi rakyat dan hajat hidup orang banyak); serta Keadilan Sosial (persamaan/emansipasi, kemakmuran masyarakat yang utama bukan kemakmuran orang-seorang). Sedangkan, pasal 33 UUD 1945 adalah pasal utama bertumpunya sistem ekonomi Indonesia yang berdasar Pancasila, dengan kelengkapannya, yaitu Pasal-pasal 18, 23, 27 (ayat 2) dan 34. Secara rinci pasal menetapkan 3 hal, yakni :
a)      Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan.
b)      Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai negara.
c)      Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Perekonomian Indonesia saat ini

Perekonomian Indonesia saat ini bisa dikatakan masih stabil dari sebelumnya.
Komisaris Independen PermataBank, Tony Prasetiantono, memprediksi ekonomi Indonesia tetap melaju hingga 6,3 persen, meski krisis global masih berlanjut. Menurut dia, ada tiga hal yang bisa menopang pertumbuhan ekonomi itu. Pertumbuhan itu bisa dicapai karena didorong oleh pasar domestik yang kuat. Tandanya, belanja konsumsi rumah tangga berkontribusi 60 persen terhadap Produk Domestik Bruto. Hal lain yang mendukung pertumbuhan ekonomi adalah ekspor primer yang harganya baik. Tiga, industri perbankan, yang tercermin dari pertumbuhan laba yang signifikan (yakni) CAR rata-rata 16,7 persen dan NPL 2,7 persen, yang merupakan alasan perekonomian Indonesia tahan krisis, sebagaimana telah terbukti pada tahun 2009. Rencana kenaikan harga BBM saat ini juga menjadi topik yang sering dibicarakan di Indonesia akhir-akhir ini. Masyarakat pun juga banyak yang mengeluh akan rencana kenaikan harga BBM. Terkait dengan rencana tersebut, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM)  Jero Wacik mengatakan pemerintah merencanakan empat program kompensasi ke masyarakat. Keempat program kompensasi tersebut adalah bantuan langsung sementara masyarakat (BLSM), pemberian beasiswa, pemberian beras untuk rakyat miskin, dan kompensasi ke sektor transportasi. Yang pasti, kenaikan harga BBM ini pun tetap memberikan kompensasi kepada rakyat yang memang berhak mendapat subsidi dan terdampak langsung terhadap kenaikan harga BBM.
Namun, di balik kenaikan harga BBM, Indonesia tetap menarik bagi investor meski pemerintah berencana menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM ) bersubsidi per  1 April 2012. Kenaikan inflasi akibat meningkatnya harga BBM hanyalah kondisi sementara, karena suku bunga di Indonesia saat ini adalah yang terendah dibanding periode sebelumnya yang menunjukkan kondisi ekonomi yang baik. Selain itu di tengah ketidakpastian rencana kenaikan harga BBM, investor asing beralih dari obligasi Negara ke obligasi korporasi yang memiliki tingkat imbal hasil lebih tinggi.Investor asing saat ini masih melanjutkan penarikan dananya dari pasar obligasi domestik, khususnya pada surat utang Negara ( SUN )  atau surat berharga Negara (SBN). Selain akibat faktor aksi ambil untung, hal itu juga dipicu oleh kekhawatiran investor terhadap rencana kenaikan harga BBm yang berimbas pada laju inflasi. Porsi kepemilikan investor asing di obligasi korporasi pada februari mengalami kenaikan menjadi 5,24 persen senilai 8,21 triliun dari total outstanding obligasi korporasi 156,58 triliun rupiah. Selain memiliki prospek fundamental pertumbuhan kinerja yang membaik kedepannya, hal itu disebabkan oleh tingkat imbal hasil yang ditawarkan lebih menarikdibanding obligasi pemerintah. 

Sumber:
Koran Jakarta Ekonomi, 7 Maret 2012

Saya mengucapkan terima kasih karena sudah diizinkan untuk mengambil beberapa materi dari blog dan koran yg berkaitan dengan materi ini. Mohon maaf jika ada kekurangan pada tulisan ini.